A31_Dadi Romadon_Tugas Terstruktur 2

Menggunakan Bahasa Indonesia Baku untuk Meningkatkan Kredibilitas Karya Ilmiah


Abstrak

Bahasa Indonesia baku adalah kunci penting dalam menulis karya ilmiah yang kredibel. Tanpa bahasa yang rapi, sesuai kaidah, dan konsisten, karya ilmiah sering dianggap kurang profesional dan sulit dipahami. Artikel ini membahas kenapa bahasa baku penting, apa saja masalah yang sering muncul, serta strategi penerapan yang bisa dilakukan oleh mahasiswa maupun peneliti. Dengan mengacu pada Modul 1 Pendidikan Etik dan Anti Korupsi serta beberapa sumber ilmiah lainnya, tulisan ini menekankan bahwa bahasa Indonesia baku bukan hanya aturan kaku, melainkan cermin sikap ilmiah penulis.


Kata Kunci: bahasa Indonesia baku, karya ilmiah, kredibilitas


Pendahuluan

Bahasa adalah identitas kita. Dalam konteks akademik, bahasa berperan bukan hanya sebagai sarana komunikasi, tetapi juga sebagai ukuran integritas ilmiah seseorang. Seperti yang ditegaskan Alwasilah (2018:12)“Menulis adalah aktivitas sosial, di mana kualitas bahasa menentukan kualitas interaksi penulis dengan pembaca.”


Sayangnya, banyak mahasiswa masih menulis karya ilmiah dengan bahasa yang belum sepenuhnya sesuai PUEBI. Misalnya, terlalu banyak mencampur bahasa gaul atau bahasa asing, atau kalimat yang bertele-tele hingga susah dipahami. Padahal, karya ilmiah menuntut ketegasan, sistematika, dan objektivitas.


Oleh karena itu, menggunakan bahasa Indonesia baku bukan sekadar formalitas, tapi sebuah keharusan untuk menjaga kredibilitas karya ilmiah.


Permasalahan

Beberapa masalah umum yang sering muncul dalam penulisan karya ilmiah mahasiswa adalah:

  1. Bahasa gaul atau campur kode yang masih terbawa ke tulisan ilmiah.
  2. Kesalahan ejaan dan diksi, misalnya penulisan kata yang tidak sesuai KBBI.
  3. Kalimat yang panjang dan bertele-tele, membuat makna utama kabur.
  4. Minimnya referensi pedoman seperti PUEBI dalam penulisan tugas.
  5. Kurangnya pembiasaan menulis dengan bahasa baku sejak awal kuliah.


Pembahasan

1. Bahasa Baku sebagai Standar Ilmiah

Bahasa baku adalah bahasa yang memenuhi kaidah tata bahasa, ejaan, dan struktur yang sudah disepakati. Dalam dunia ilmiah, standar ini menjadi ukuran kualitas. Menurut Badan Bahasa (2016:5)“Bahasa baku adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi, termasuk penulisan ilmiah, agar komunikasi berjalan efektif.” Dengan demikian, karya ilmiah yang ditulis tanpa bahasa baku akan kehilangan sisi profesionalitasnya.


2. Peran Bahasa Baku terhadap Kredibilitas

Menggunakan bahasa Indonesia baku memberikan beberapa keuntungan nyata:

  • Meningkatkan profesionalitas: tulisan tampak serius dan ilmiah.
  • Mengurangi ambiguitas: kalimat lebih jelas, tidak multitafsir.
  • Mendorong keterbacaan: pembaca lebih mudah memahami isi karya.
  • Memperkuat identitas akademik: bahasa Indonesia semakin mantap sebagai bahasa ilmu.

Seperti disampaikan Pramesti (2020:148) dalam penelitiannya, “Tulisan mahasiswa dengan bahasa baku terbukti lebih mudah dipahami pembaca dibandingkan tulisan dengan campuran bahasa sehari-hari.”


3. Tantangan di Era Digital

Kenyataannya, menjaga konsistensi berbahasa baku tidak mudah. Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi mahasiswa:

  • Pengaruh media sosial yang membiasakan bahasa santai/gaul.
  • Dominasi istilah asing dalam literatur akademik.
  • Minim pelatihan menulis yang fokus pada aspek kebahasaan.


4. Strategi Penerapan

Untuk menghadapi tantangan tadi, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  • Mengacu pada PUEBI dan KBBI setiap kali menulis.
  • Membiasakan menulis dengan bahasa baku di semua tugas kuliah.
  • Mengikuti pelatihan menulis akademik atau workshop kampus.
  • Menggunakan aplikasi pendukung, misalnya KBBI daring.
  • Dosen memberikan evaluasi bahasa, bukan hanya isi tulisan.


5. Ilustrasi Nyata

Sebagai contoh, ketika mahasiswa menulis kalimat: “Gue ngerasa penelitian ini tuh penting banget buat kehidupan sehari-hari.”


Kalimat itu tidak ilmiah. Dengan bahasa baku, seharusnya: “Penelitian ini penting untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.”


Perbedaan sederhana ini langsung menunjukkan tingkat kredibilitas penulis.


Kesimpulan

Bahasa Indonesia baku adalah pondasi utama dalam penulisan karya ilmiah. Tanpa bahasa baku, tulisan ilmiah kehilangan profesionalitas, objektivitas, dan kejelasannya. Dengan bahasa baku, penulis menunjukkan integritas akademik sekaligus ikut memperkuat bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu.


Saran

  1. Mahasiswa sebaiknya rutin berlatih menulis dengan bahasa baku, tidak hanya saat menulis skripsi.
  2. Dosen dan perguruan tinggi sebaiknya lebih menekankan evaluasi kebahasaan dalam tugas-tugas ilmiah.
  3. Pemerintah dan Badan Bahasa perlu memperluas sosialisasi pentingnya bahasa baku di ranah akademik.


Daftar Pustaka

Modul 1 Pendidikan Etik dan Anti Korupsi. (2025). Universitas Mercu Buana.

Alwasilah, A. C. (2018). Pokoknya Menulis: Cara Baru Menulis dengan Metode Kolaborasi. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Pramesti, N. (2020). “Kualitas Bahasa Ilmiah dalam Artikel Mahasiswa.” Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia, 5(2), 145–156.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Jakarta: Kemdikbud.




Mind Mapping




Tidak ada komentar:

Posting Komentar